Jangan salahkan kucing jika mereka selalu mengobok-obok segala sesuatu yang kotor di rumah kita. Andaikan kita hidup bersih dan teratur. Kucing juga tidak akan memiliki bahan untuk diobok-obok. Contoh nyatanya adalah pengalaman nyata yg TS narasikan di atas. Bersihnya lingkungan/rumah kita biasanya juga berbanding lurus dengan kesehatan kita. Begitu juga dengan kucing2 di sekitar rumah kita. Jangan biarkan lingkungan kita kotor atau kita akan melihat kucing2 buluk penyakitan jual tampang di sekitar rumah kita. Selain itu, salah satu kebiasaan kucing adalah menutup kembali kotorannya setelah buang hajat. So, masa kita kalah bersih dari kucing???
Kucing mengajarkan kita untuk selalu berbagi.
Berbagi itu indah. Jika berbagi pada orang2 tidak mampu akan diberi pahala, maka ane yakin dengan berbagi pada kucing kita juga mendapatkan hal yang sama. Bukankan kucing adalah hewan kesayangan Nabi Muhammad SAW???
Kucing mengajarkan kita untuk memperhatikan sesama.
Percayalah bahwa kebiasaan berbagi akan mendarah daging. Kebiasaan berbagi pada hewan – baik hewan liar atau peliharaan – (terutama kucing sebagai objek pembahasan) pasti akan meningkatkan jiwa sosial kita. Bukankah banyak penelitian mengatakan orang yang suka dengan hewan (memiliki hewan peliharaan) adalah orang2 yang memiliki sifat penyayang lebih tinggi dibanding orang2 kebanyakan? Maka biasakanlah berbagi! Siapa tau kebiasaan ini juga menular ke keluarga agan. Anak agan mungkin. Bukankah agan justru beruntung jika kelak anak agan juga memiliki sifat penyayang dan memiliki jiwa sosial yg tinggi???
Kucing mengajarkan kita untuk hidup hijau.
Pernah gak agan mengalami lingkungan agan kering/tidak terawat/gersang dan banyak dihiasi oleh kotoran kucing. Suatu hal yang menjengkelkan bukan? Dari pengalaman TS ada satu cara ampuh agar kucing2 tidak lagi buang kotoran sembarangan. Caranya? Masukkan kucing2 tersebut ke kursus kepribadian kucing! Emang ada? Gak dink. Hehehe. Caranya mudah kok. Cukup hijaukan lingkungan agan. Mudah2an kucing2 yg tadinya anarki dalam membuang hajat akan sporing mencari lahan buang kotoran yang baru. Logikanya begini. Lingkungan hijau = lingkungan basah/lembab. Sementara kucing butuh lingkungan (tanah) kering untuk ngeden (sambil ngerokok mungkin) dan buang kotorannya lalu menutupnya kembali. Kalau sudah begini, siapa yg untung coba???
Kucing mengajarkan kita untuk mandiri dan tidak ketergantungan.
Setau TS, anak kucing akan ditinggal induknya setelah usia beberapa minggu. Setelah ditinggalkan, anak kucing harus belajar untuk mencari makanannya sendiri demi menyambung hidupnya. Bayangkan kalau kita ditinggal orang tua kita saat usia kita masih seumur jagung (anggap aja saat kita sekitar umur 5 tahun)? Gak kebayang pasti. Sedangkan saat sudah dewasa, bahkan sudah bekerja saja kita masih ketergantungan pada orang tua kita, walaupun hanya dalam beberapa hal saja .Memang sih kita tidak bisa serta-merta menyamakan kehidupan kita dengan kucing. Tapi kalau dilihat perjuangannya, kemandiriannya, ketidaktergantungannya, pastinya tidak salah jika kita juga belajar tentang perjuangan2 ini dari kucing. Tul gak???
Kucing mengajarkan kita untuk ulet dan selalu bekerja keras.
Kita makan ikannya, kucing makan tulangnya. Bisa agan banyangkan perjuangan keras kucing2 untuk bisa memakan tulang tersebut. Betapa sakitnya menerima sesuatu yg sebenarnya sangat pahit untuk diterima. Tapi kucing tetap sabar hingga akhirnya terbiasa. TS pernah membaca – lupa sumbernya – bahwa organ pencernaan kucing memang bisa mencerna tulang2 ikan. Tapi bukan berarti kucing memakan tulang ikan tanpa perjuangan. Ya kan???
Kucing mengajarkan kita untuk selalu belajar dengan rasa ingin tahunya yang besar.
Selalu ingin tau. Itulah sifat alami kucing. Kucing tidak akan langsung memakan sesuatu sebelum iya mempelajari (mengendus) apa yg ada di hadapannya. Contoh lainnya, lemparkanlah sebuah bola, seekor serangga atau mainkanlah laser pointer di sekitar kucing! Atas rasa ingin tahunya yg besar, kucing pasti akan mengejarnya dan menyentuh2nya dengan sangat hati2 sebelum akhirnya ia paham apa yang ada di hadapannya. Bukankah ini ciri2 seorang yg berbakat menjadi scientish???
Kucing mengajarkan kita untuk waspada (prepare).
Agan memiliki gangguan tikus di rumah agan? Peliharalah kucing. Mudah2an tikus2 bakal merantau ke tempat lain. Asal jangan tikus got yg besar2 tu aja yang nongkrong2 di sekitar rumah agan. Kucing2 yg tidak terlatih mungkin takut ngadapinnya. Hehehe. Untuk serangga2 seperti kumbang dan sejenisnya juga pasti akan jadi mainan untuk kucing agan sebelum bisa melanglang buana di rumah agan. Kalau Ular bagaimana? Sekalipun kucing masih berpikir 2 kali jika menghadari ular (TS punya prikekucingan makanya tau, wkwkwkwk), setidaknya kucing sudah memberi kita tanda berupa raungannya yang khas bahwa rumah kita kedatangan tamu rak diundang.